Tidak perlu menjadi orang hebat untuk berbuat baik, menjadi manusia saja sudah cukup
Dukasaya, Indonesia banyak mengalami cobaan di awal tahun 2018 ini. kamis 15 Februari 2018 tepatnya di desa Sayung Demak, Jawa Tengah telah terjadi bencana alam yang membuat aktivitas warga mulai terganggu. Banyak orang yang mencari kambing hitam atas kejadian ini, mulai dari akibat banjir rob, kiriman air dari kali dan lain lain, tapi bagiku pribadi ini bukan salah siapa-siapa, ini adalah kehendak Allah SWT, bisa jadi untuk peringatan bagi warga agar lebih baik dalam menjaga lingkungan, atau ini adalah ajang kenaikan derajad warga desa lekong, ngepreh dan desa-desa lainya melalui cobaan ini. Over all, apapun itu banjir ini telah melumpuhkan aktivitas warga, mulai dari pertanian, perdagangan hingga perindustrian semuanya mandeg beraktivitas.
Kali pertama (bukan raisa) saya agak seriusan peduli dengan bencana alam, yang biasanya hanya melihat di media kemudian sekelibat mendoakan tanpa benar-benar memikirkannya. Berawal dari time line instagram ada salah satu teman yang post foto ia sedang berada di lokasi bencana tersebut, kudapati caption yang lumayan melunakkan hati ku. Tidak cukup sampai itu, terfikir untuk raga mengikuti kegiatan yang bisa langsung terjun ke lapangan.
Bersama tim Dompet Dhuafa Volunter, saya memutuskan bergabung untuk gerakan turun aksi relawan bancana banjir di wilayah perbatasan kota yang saya tempati selama 21 tahun ini. Ahad, 18-2-18 pukul 09.30 WIB saya sampai di pos layanan kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa Jawa Tengah. Terlihat beberapa warga sudah memenuhi tempat tersebut. Berbondong-bondong membawa sanak keluarga nya yang mengalami gangguan kesehatan akibat banjir yang melanda kediaman mereka selama beberapa hari terahir.
Di situ saya masih belum banyak gerak dan belum banyak tau mau ngapain. Sampai saya melihat sisi sebelah kanan keramaian ada 2 orang perempuan paruh baya dan seorang wanita muda yang sedang hamil. Dalam benak ku, apa mereka juga salah satu pasien? Kok tidak antre?
Kuberanikan diri mendekat kemudian sedikit berbincang dengan mereka. Sedikit kaget dengan apa yang kudapati setelah saya mendekat. Ternyata ini mereka sedang mengungsi. Ya.. mereka tidur di garasi milik salah satu warga yang kebetulan rumahnya tidak terkena air, segala kasur, pakaian dan beberapa barang berharga tergeletak di sekitar mereka. Rumah mereka benar-benar tidak dapat ditempati sama sekali karena air masuk dan semakin meninggi selepas hujan semalaman. Dalam kondisi hamil, keadaan seperti ini tidak mudah. Ahh semoga kelak kau menjadi anak yang menjadi penggerak bangsa nak !
Tidak banyak yang kudapati dan yang kulakukan di sini. Yaaa karena saya gabisa mengobati hehhe~
***
Dapur Umum
Sesuai dengan namanya, dapur umum adalah tempat membuat sesuatu yang tadinya tidak layak untuk dimakan dan tidak memiliki citarasa serta tidak memiliki nilai gizi berubah menjadi sesuatu yang lezat.
Sama halnya dengan di LKC, di dapur umum saya menemukan hal baru dan unik di tempat ini.
Bukan satu, dua, ataupun puluhan porsi yang kita buat, di dapur umum kita membuat ratusan menu yang harus sudah siap dalam beberapa jam saja. Manusia seperti saya mungkin tidak akan bisa berbuat apa-apa, selain beli dari toko makanan, itupun menunya nggak sesuai dengan apa yang kita mau. Masak dengan porsi yang banyak dan waktu yang cepat, plus.. bahan yang ala kadarnya. Hanya manusia-manusia pilihan yang mau menjadi juru masak untuk kemudian masakan itu dibagikan kepada warga-warga yang dapurnya tidak dapat diperasikan. So, kalian faham kan.. mereka ada lah sumber pangan bagi warga korban banjir di sana.
![]() |
bantu iris tempe di DU |
***
Menyisir Lokasi Banjir Membagikan Makanan
Setelah bermain-main di DU (dapur umum) sontak saya mulai bosan dan kepanasan, sudah cukup melihat dan ngobrol bareng ibu-ibu yang meski dalam keluhnya itu dibarengi dengan senyum bahkan tawa bernada guyonan dengan kami para relawan. Barakallah buibu.. masakan kalian mak nyuss :)
Tiba lah saya ke lokasi dan kegiatan yang sungguh ini menjadi kesan luar biasa. Yak, menuju rumah-rumah warga yang terendam banjir untuk mengantarkan makanan-makanan untuk warga yang terjebak di dalam rumah mereka. MasyaAllah Subhanallah, gatau pokonya getar pisan di hati selama prosesi tersebut. Melihat orang-orang yang hanya bisa menunggu kiriman makanan dari tim relawan seperti ini. Lantas.. jika tidak ada yang mengantar makanan, bapak ibu makan apa ??Allahualam bisawab, :)
Saya jelaskan di foto saja ya, kondisinya :(
![]() |
membangun senyum ditengah duka :) |
![]() |
menyisir tiap-tiap rumah untuk membagikan nasi |
![]() |
sehat ya dekk |
![]() |
gede besok jd atlet renang yakk |
![]() |
prolog menuju tengah kampung, berasa jalan di kali ~uwuwu |
![]() |
pendjitraan |
Untuk membantu sesama, kita gak perlu berandai-andai sesuatu yang gak mungkin bisa terjadi. Yang perlu kita lakuakan adalah menjadi diri sendiri untuk membantu sesama, bergandeng tangan dan membuka mata.
Tidak perlu menjadi orang hebat untuk berbuat baik, menjadi manusia saja sudah cukup.
-agak serius ya tulisan kali ini hiks-
Komentar