siapa aku? dan untuk apa aku?
Millaturrofi’ah
132311011/MU_A1
|
Tentunya seorang manusia…Yang terlahir suci, bersih dari seorang Ibu yang
mulia. Aku terlahir dalam tangisan, namun disambut senyuman….Mengapa?
Berkelana dalam hidup tanpa arah dan tujuan. Hanya menjalani hidup seperti
umumnya manusia. Makan, tidur, sekolah karena tuntutan, dan bermain, demikian
yang aku jalani.
Namun hari ini, telah menemukan Jalan Kesadaran untuk hidup yang lebih
bermakna. Bahwa hidup ini bukan untuk makan, tapi makan untuk hidup agar bisa
berguna bagi kehidupan ini dan juga orang lain.
Bahwa hidup yang paling utama adalah harus menemukan aku yang sejati
terlebih dahulu. Barulah kemudian dapat mengerti mengapa aku terlahir ke dunia
ini.
Bahwa nilai kehidupan itu bukan karena bisa berumur panjang dan hidup
sampai tua. Mengapa? Apa gunanya berumur panjang, namun hidup penuh
kesia-siaan? Nilai kehidupan berarti apabila aku dapat menanam kebaikan dan
bermakna bagi kehidupan orang lain dan kehidupan itu sendiri.
Bahwa hidup di dunia ini adalah bagaikan bersekolah, tingkatan demi
tingkatan harus dilalui. Belajar dan belajar. Kemudian juga harus mengikuti
ujian. Semua terus berlanjut sampai akhirnya hari penentuan. Apakah aku lulus
atau tidak? Tentunya semua tergantung nilai-nilai hidup yang aku dapatkan.
Bahwa kini…aku hanya manusia biasa yang terus mengikuti pelajaran dan
mengejar nilai-nilai untuk pertimbangan kenaikan kelas berikutnya.
Bahwa kini dalam diriku masih begitu banyak kekurangan, harus terus
memperbaiki diri, dengan terus berintrospeksi diri dan merenungi demi
kecermerlangan nurani yang telah terkotorkan oleh keduniawian hidupku.
Apa yang diciptakan oleh Tuhan juga sarat dengan makna, karena Aku
adalah ciptaan Tuhan maka Akupun merupakan sarana penyampaian pesan Tuhan terhadap
makhlukNya, pesan apa yang disampaikan? Banyak orang mengatakan jika engkau mau
mengenal Tuhan maka kenalilah dirimu. Menurut saya jika dikaitkan dengan
tentang ciptaan Tuhan maka kalimat tersebut merupakan sebuah perintah untuk
menemukan pesan Tuhan kepada makhlukNya yang diukir didalam diri kita. Apa yang
dipesankan tentunya hanya Aku yang tahu sehingga dalam agama selalu mewajibkan
kepada kita untuk menyebarluaskan kebaikan walau hanya satu kata. Kata yang
dimaksud adalah pesan yang diukir didalam diri kita tersebut.
Nah sekarang ketika bertanya Untuk Apa Aku? tentunya adalah untuk
menyampaikan pesan kebaikan kepada Makhluk ciptaan Tuhan. Jadi dengan demikian
hidup kita tidak ada yang sia-sia, hidup kita tidak ada yang tidak berguna,
hidup kita adalah pembawa kebaikan dan tentunya kehadiran kita adalah
kebahagiaan yang sangat diharapkan. Hal ini bisa kita saksikan ketika ada yang
melahirkan, orangtua dan semua keluarga merasa bahagia karena kedatangan
seorang bayi.
Tubuh kita merupakan wadah pesan dari Tuhan, maka seyogyanya pesan tersebut harus sampai kepada manusia secara utuh, akan tetapi pesan tersebut menjadi terpotong oleh karena sebagian diantara kita yang terjerumus kedalam prilaku yang tidak baik. Sehingga pesan yang diukir didalam tubuh mereka tidak terungkap, inilah yang menjadi rahasia dari kehidupan ini.
Tubuh kita merupakan wadah pesan dari Tuhan, maka seyogyanya pesan tersebut harus sampai kepada manusia secara utuh, akan tetapi pesan tersebut menjadi terpotong oleh karena sebagian diantara kita yang terjerumus kedalam prilaku yang tidak baik. Sehingga pesan yang diukir didalam tubuh mereka tidak terungkap, inilah yang menjadi rahasia dari kehidupan ini.
Komentar