Sebentar lagi senja, saatnya berdoa untuk kebaikan malam yang panjang

Saya sering sekali dengar kalimat begini,
” Emang ya, beda punggung ya beda ujian. Hidup itu wang sinawang.”

Ada benarnya kita belajar dari perkataan sahabat saya itu dan lebih utama lagi, kita merenungkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam;

Dari ‘Atho’ bin Abi Robaah, ia berkata bahwa Ibnu ‘Abbas berkata padanya, “Maukah kutunjukkan wanita yang termasuk penduduk surga?” ‘Atho menjawab, “Iya mau.” Ibnu ‘Abbas berkata, “Wanita yang berkulit hitam ini, ia pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas ia pun berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku sering terbuka karenanya. Berdo’alah pada Allah untukku.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Jika mau sabar, bagimu surga. Jika engkau mau, aku akan berdo’a pada Allah supaya menyembuhkanmu.” Wanita itu pun berkata, “Aku memilih bersabar.” Lalu ia berkata pula, “Auratku biasa tersingkap (kala aku terkena ayan). Berdo’alah pada Allah supaya auratku tidak terbuka.” Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun berdo’a pada Allah untuk wanita tersebut.

(HR. Bukhari no. 5652 dan Muslim no. 2576)
pas abis denger curhatan kawanku, sorenya lihat caption hadis itu di time instagram, langsung ku screnshoot. siapa ya.. lupa selebgram apa hanya teman ukhty nasional. ah entah..
aku adalah orang yang sangat percaya bahwa jawaban Allah kadang-kadang melalui sosial media (LOL). iyaloh.. sering aku seperti itu. oke skip, intinya hari itu aku telah mendengar kisah mengagumkna dari kawanku.
aku memang bukan tipe orang yang pandai menampakkan rasa perhatian, apalagi menyuguhkan penghiburan. tapi sungguh ketika aku tengah mendengar kisah-kisah mereka aku benar-benar memperhatikannya. masuk ke dalam sukma dan Alhamdulillah begini lah cara Allah mendidik ku kadang-kadang, iya melalui mereka.

________
Teman...
Allah sudah menyiapkanmu untuk ini. Hilangkan semua prasangka, mungkin kau pernah berpikir bahwa Allah itu kok gini banget ya. Menimpakan ujian seperti di luar takaran kemampuanmu, di luar duga-sangkamu. Allah bukan menyiapkanmu untuk tidak siap oleh segala tempaan yang sudah dihadirkan, itu artinya kau sudah siap di mataNya. Iya, menurutNya kau sudah siap dan yang paling siap di antara keluargamu, teman-temanmu.

Allah tentu sudah menyiapkanmu untuk ini. Jauhkan saja semua duga-sangka bahwa kau nantinya tidak akan berhasil melewati jembatan ujian. Atau, mungkin pernah mampir di benakmu, kalau kau adalah satu-satunya manusia yang kurang beruntung, belum pula menyelesaikan urusan pribadi tapi sudah dihadapkan dengan urusan lain yang itu jauh lebih besar. Lalu kau mengira itu di luar kemampuanmu. Tidak, jangan berpikir seperti itu. Allah tidak mungkin membiarkan sebuah ujian besar, untuk seorang yang ‘kecil’, tidak pula membiarkan sebuah cobaan kecil untuk orang ‘besar’ sepertimu. Kau adalah orang ‘besar’ yang sedang menghadapi ujian yang ‘besar’, sesuai kekuatanmu.

Allah sungguh sudah menyiapkanmu untuk ini. Pernahkan kau membatin, orang-orang di sekitarmu tidak peduli dengan apa yang sedang menimpamu? Kau merasa kasihan pada diri sendiri kah? Kau benar, mereka mungkin memang tidak terlalu peduli dengan urusan yang terlalu dalam (bagiku), karena mereka takut kau semakin terjatuh ke dasar jika mereka terlalu mencampuri urusanmu. Mereka mengerti kau tidak terlalu suka diusik saat kau ingin sendiri, saat kau ingin berada dalam tenang sebentar. Mereka pun sama sepertimu, sama-sama sedang menghadapi ujian dengan takaran yang berbeda-beda. Masing-masing dari kita sudah punya takaran sendiri. Allah sudah mengukurnya. Tepat. Tidak sedikitpun lebih atau kurang.

Tidak perlu takut menghadapi badai, cukup kau berubah jadi batu karang. Tak apa, itu hanya sebentar. Tapi, jadilah karang yang kuat. Karena badai yang besar biasanya menerjang dengan waktu yang singkat. Tidak usah melarikan diri, karena itu akan menghabiskan kekuatanmu sendiri. Lebih baik menghadapi dengan tenang seperti langit. Langit tidak pernah marah padahal awan selalu mengganggunya untuk melihat bumi.

Allah tentu sudah menguatkanmu untuk ini. Dia mendatangkan ujian kepadamu, agar kau kembali mencariNya, bukan mencari seseorang untuk kau jadikan sandaran, bukan untuk mencari yang selain Dia.


Sebentar lagi senja, saatnya berdoa untuk kebaikan malam yang panjang. Sebentar lagi sudah petang


______
Senin sore, untuk kisah ahad siang kala itu.
terima kasih kawan-kawanku. olehmu kubanyak belajar.
Semarang- 9 April semoga ikhtiar kita mendapat hasil maqsud. Aamiin

Komentar

Postingan Populer