Faith beyond everything

Kalau saja dunia paham. Tak semua yang ditampakkan punya arti yang sama.
___
***
Suatu kamar yg gelap terlihat mengancam dan menimbulkan rasa tidak aman. Apakah selalu demikian? Bagaimana kalau ternyata di dalam kamar gelap itu banyak karpet bulu lembut yang wangi, bersih, dan kasur yang empuk nan lembut?

Iya memang benar. Perlu melihat lebih dekat.
Iya. Memang selalu ada. Ada yang terlihat kuat, padahal dalam dirinya rapuh.

Jangan.

Ya . Tapi.. jangan jadi prasangka kalau semuanya kamuflase, ataupun palsu.
Gimana kalau ternyata kuatnya itu hasil dari perjuangan yang ia pupuk sedikit demi sedikit sampai tiba di titik itu? Suatu upaya dan jeripayah perlahan sembuh dari rapuhnya?

Lalu kalau kita pernah tahu rasa nya berupaya, pernah tahu rasanya berjuang keras, meski dalam kondisi yang beda, lalu kenapa ya.. pencapaian org lain yg diperlihatkan depan mata kita, masih membuat kita insecure?

***

“kamu sih enak, pinter”

“kamu sih enak, punya duit”

“kamu sih enak, ganteng/cantik”

Sampai

“kamu sih enak, idungnya mancung…” :(((

Dan berbagai kamu sih kamu sih lainnya, yang sering jadi korban bulan-bulanan hati kecil kita yg sombong. Sombong ngga mau mengakui sebegitu banyak nikmat yang udah Allah kasih spesial buat diri sendiri.

So which of favours of your Lord would you deny?

Dimarahin sampe 31 kali. Untung marahnya sambil sayang di surah Arrahmaan. Ayat satu bunyinya: “Arrahmaan” . Yang katanya secara literal punya makna luar biasa. Bukan sayang biasa, tp sayang nya semacem unconditional love gitu. Sama kaya kasih sayang ibu ke anaknya. Rahman itu satu asal kata dengan kata Rahm, atau rahim ibu tempat anak dikandung. Anak yang dikandung tidak tahu seberapa besar cinta ibunya, juga tidak tahu betapa dunianya sangat tergantung dari ibunya, juga bahwa ibunya lah yang memelihara dia sebaik mungkin. Mungkin begitu juga dengan Allah SWT yang wujud-Nya tidak bisa kita lihat, tapi sebetulnya Dia-lah yang memelihara kita semua, dan lebih dari itu, Dia menyayangi kita.

Kalau orang lain pinter di suatu hal, sedangkan kita enggak pinter di sana, mungkin ngga seharusnya saya bilang “kamu sih enak” , sepatutnya saya harus mensyukuri kecakapan saya di bidang yang lain. Yang harus saya maksimalkan. Sedangkan kekurangan saya di bidang tersebut, sepatutnya jadi jalan saya buat berkolaborasi lebih sering sama orang-orang tersebut. Bukan untuk disaingi dengan penuh iri, ambisi kompetitif bin intimidatif.

We judge ourself bad. Sometimes too hard to judge ourself badly. Tanpa sadar, kita menghujat pencipta diri kita sendiri, Allah swt. Apakah itu bukan sombong? Oh tidak, insecure atas diri sendiri adalah hal termenyebalkan yang pernah saya temui. Baik dalam diri maupun dalam orang lain.


__________
((((suatu magrib, memang waktu yang nangisable))

bada magrib, ndelalah memang "deresan" nya lagi sampai juz 27. dari siang hingga sore sesek banget ni otak sama dada. insecure mulu. astaghfirullah. habis ngaji nangees. bukan nanges sedih lebih ke emosi haha
ibu masuk kamar, niat hati ingin minta saya beli jajanan buat dibawa ke langgar
didapatinya anak yang bulan lalu usia 23 ini terisak nangis
terus ibu menepuk punggungku, kubalik badan segera menyerungsuk ke dada ibu.
sudah hampir semenit, baru ibu bersuara
"kenapa nangis"
"nggak ngerti"
"ayo bilang kenapa.."
"takut buk.. "
"seng tenang.. wes ngadu neng Gusti Allah?"
ngangguk..
"ya mpun, gausah bilang ke ibu gapapa. ibuk wes ngerti"
kuangkat wajahku mentatap wajahnya
"ibuk kan bolone gusti Allah, nko bakal ngerti. hahahha" lanjutnya

kzl banget kan saya ya :)

ohya satu lagi ibu bertanya
"mbak... nek mbe temenmu juga ngene? nangis gini? ojo lhoya"
"YO MBOTEN LAH BUK.. milla mah tegar. kalau belum tenang biasane milla mboten hasrat ketemu teman. atau kalau gakuad ya lewat chat"
wajah ibu agak mikir
"iyaa.. yen di chat kan walau nengis kejer milla masih bisa ngetik haha dan emot ketawa buk" lanjutku

HAHHAHA pecah suasana

lalu kubergegas lipat mukena, memakai jilbab dan ambil motor untuk beli kue bandung.



Komentar

Postingan Populer