Baginda

Sepucuk Rindu untuk Baginda
____
***

Baginda.
Kecanggihan teknologi saat ini belum mampu menciptakan mesin waktu tuk dapat menghubungkan masaku dan masamu.
Ah, ingin rasanya kami kirimkan pesan pesan rindu.
Seperti gesit si centang biru sampaikan pesan dari satu akun ke lain aku. Lalu, Kau balas dengan kalimat khasmu, tidak pilih dan pandang bulu siapa yang harus kau balas lebih dahulu.
Kalau kami terjebak dalam liku khas abad ini yg tidak terpecahkan. Segera kami akan mengirim pesan singkat e-mail kepadamu. Meski sebenarnya tanpa email pun kau buka lebar ulurmu itu
sudah tak lagi butuh akun ditolak atau terima, cukup follow saja, hari hari kami bahagia dengan siramanmu.
Kalau kami membutuhkan berdialog denganmu,
Maka tidak akan segan kami VideoCall atau VoiceNote denganmu, meski sebenarnya kami malu,
Tapi kau tak mungkin membisu, untk mendengar keluh kesah kami yang pasti akan dengan sabar kau dengarkan.

Namun, apa daya ruang dan waktu
Tetap membentengi kita dari perjumpaan yang teramat sangat kami inginkan.

Baginda.
Satu hal yang dapat kami pastikan. Bahwa, namamu tetap masyhur hingga berabad adanya.
Kau tahu, sungguh tak terkira jumpahnya. Orang terkenal yang membawa perubahan bagi peradaban umat manusia.
Namun, tetap saja engkau insan utama yang paling berpengaruh dalam sejarah.

Jangan heran kalau pengagummu bukan hanya dari kalangan umat Islam
Mereka, ada kalangan non-muslim. Tak jarang mereka menggali sejarah ,sabda, serta ayat yang kau bawa. Baik untuk kepentingan, kemajuan hingga menghancurkan Islam.

Apapun tujuan mereka, kami yakin mereka mengakui kebenaranmu, ajaran Tuhanmu. Kiranya hingga kini mereka enggan mengakuinya itu tidak lebih karna ego yg terlalu

Baginda.
Semua itu membuat kami yakin dan bertambah yakin lagi. Bahwa cinta yang kami pupuk selama ini bukanlah sesuatu yang tak layak dipertahankan. Namun, kami iri kepada para sahabat yang pernah bertatap muka denganmu.

Karenamulah, Bilai bin rabaah rela di siksa, Utsman bin affan rela meneyrahkan hartanya, bahkan Salman Alfarisi rela meninggalkan keluarga.
Sedang kami jauh dari sikap itu, mereka berkorban demi cinta kepadamu, karena Allah Azza wa Jalla.

Jika mereka para sahabat sekuat itu membuktikan cinta,
Lalu bagaimana kami membuktikan cinta kami?


~di tulis langsung dalam majlis pagi ini.
ahad, 10 Februari 2019
ngaji bersama ibuk.

Komentar

Postingan Populer