laporan Observasi saya Jama'ah tablighh di semarang :)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Sebagai umat Islam kita wajib mengesakan Allah. Akan tetapi, dengan
melihat kenyataan yang ada dalam kehidupan di dunia ini, apa yang diciptakan
Allah semua adalah bentuk kasih sayang-Nya terhadap manusia, tanpa mengenal
golongan, warna kulit, ras, dan agama. Allah memberikan anugerah yang luar
biasa kepada makhluk di muka bumi ini. Firman Allah dalam Q.S Ad-Dzariyat ayat
56 disebutkan bahwa tujuan manusia diciptakan oleh Allah adalah agar beribadah
kepada-Nya. Nabi Muhammad S.A.W pernah bersabda yang intinya bahwa umatku akan
pecah menjadi 73 golongan dimana yang selamat hanya satu golongan saja yaitu
golongan ahlusunah wal jamaah. Belakangan banyak sekali bermunculan gerakan
Islam yang mengatasnamakan golongan ahlusunah wal jama’ah. akan tetapi mengapa
mereka memiliki ajaran-ajaran yang sifatnya membedakan dengan golongan yang
lain, walaupun semuanya mengakui sebagai ahlusunah wal jama’ah. Untuk itulah
mari kita lihat salah satu dari golongan yang kami bahas yaitu jamaah tabligh
yang pusatnya di Masjid Pekojan yang ada di daerah semarang ini tepatnya di
JL.Petolongan No.1 Semarang, Lalu bagaimana lika-liku ataupun segala sesuatu yang
berkaita dengan kelompok ini akan kami paparkan dalam makalah ini.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa
itu jamaah tabligh?
2.
Bagaimana
sejarah awal berdirinya Masjid Pekojan?
3.
Bagaimana
perkembangan masjid pekojan dari mulai awal berdirinya hingga sekarang?
4.
Bagaimana
tanggapan masyarakat terhadap berdirinya Masjid pekojan, jamaah tabligh?
C.
Tujuan Observasi
1.
Mengetahui
bagaimana Jamaah tabligh yang ada di Semarang.
2.
Mengetahui
dampak dari berdirinya masjid pekojan di kawasan JL.Petolongan Semarang.
3.
Mengetahui
proses sosialisasi nilai-nilai islam
D.
Manfaat
1.
Sebagai
bahan pembelajaran mahasiswa untuk lebih mengetahui keragaman/keindahan agama
islam.
2.
Sebagai
pengembangan dan pembangunan masjid-masjid besar islam.
3.
Meningkatkan
kualitas umat islam secara umum.
BAB II
ISI
A.
Jama’ah tabligh
Jamaah Tabligh ("Kelompok Penyampai") (bahasa Urdu: تبلیغی جماعت, bahasa Arab: جماعة التبليغ,
juga disebut Tabliq) adalah gerakan transnasional dakwah
Islam yang didirikan
tahun 1926 oleh Muhammad Ilyas di India. Kelompok Penyampai ini bergerak mulai dari kalangan
bawah, kemudian merangkul seluruh masyarakat muslim tanpa memandang tingkatan sosial dan ekonominya dalam mendekatkan
diri kepada ajaran Islam sebagaimana yang dibawa oleh nabi Muhammad.
Jama'ah tabligh adalah
jama'ah yang mengembalikan ajaran Islam berdasarkan Al'quran dan hadits. Nama
Jama'ah Tabligh merupakan sebutan bagi mereka yang sering menyampaikan,
sebenarnya usaha ini tidak mempunyai nama tetapi cukup Islam saja tidak ada
yang lain. Bahkan Muhammad Ilyas mengatakan seandainya aku harus memberikan
nama pada usaha ini maka akan aku beri nama "gerakan iman". Ilham
untuk mengabdikan hidupnya total hanya untuk Islam terjadi ketika Maulana Ilyas
melangsungkan Ibadah Haji kedua-nya di Hijaz pada tahun1926. Maulana Ilyas
menyerukan slogannya, ‘Aye Musalmano! Musalman bano’ (dalam bahasa Urdu), yang
artinya ‘Wahai umat muslim! Jadilah muslim yang kaffah (menunaikan semua rukun
dan syari’ah seperti yang dicontohkan Rasulullah)’. Tabligh resminya bukan
merupakan kelompok atau ikatan, tapi gerakan muslim untuk menjadi muslim yang
menjalankan agama secara sempurna, dan hanya satu-satunya gerakan Islam yang
tidak memandang asal-usul mahdzab atau aliran pengikutnya.Dalam waktu kurang
dari dua dekade, Jamaah Tabligh berhasil berjalan di Asia Selatan. Dengan
dipimpin oleh Maulana Yusuf, putra Maulana Ilyas sebagai amir/pimpinan yang
kedua, gerakan ini mulai mengembangkan aktivitasnya pada tahun 1946, dan dalam
waktu 20 tahun, penyebarannya telah mencapai Asia Barat Daya dan Asia Tenggara,
Afrika, Eropa, dan Amerika Utara. Sekali terbentuk dalam suatu negara, Jamaah
Tabligh mulai membaur dengan masyarakat lokal. Meskipun negara barat pertama
yang berhasil dijangkau Tabligh adalah Amerika Serikat, tapi fokus utama mereka
adalah di Britania Raya, mengacu kepada populasi padat orang Asia Selatan
disana yang tiba pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Jamaah ini
tidak menerima donasi dana dari manapun untuk menjalankan aktivitasnya. Biaya
operasional Tabligh dibiayai sendiri oleh pengikutnya.Tahun 1978, Liga Muslim
Dunia mensubsidi pembangunan Masjid Tabligh di Dewsbury, Inggris, yang kemudian
menjadi markas besar Jama’ah Tabligh di Eropa. Pimpinan mereka disebut Amir
atau Zamidaar atau Zumindaar.
B.
Karakter
Jama’ah Tabligh
Visi utama dari Jamaah Tabligh adalah mengajak kaum muslimin untuk
kembali pada Islam serta memurnikan tauhid mereka. Secara praktik, gerakan yang
mereka lakukan adalah melalui pendekatan personal, face to face, direct
selling, mengetuk rumah demi rumah untuk beribadah di masjid, dan seterusnya.
Jamaah Tabligh tidak menggunakan pendekatan ekonomi, sosial, maupun politik
seperti halnya gerakan lainnya. Hal paling signifikan dari Jamaah Tabligh
adalah aktivitas yang mereka sebut khuruj, yakni keluar daerah untuk berdakwah
selama beberapa waktu. Mereka menggunakan masjid sebagai basis gerakannya. Saat
khuruj mereka mengunjungi masjid demi masjid. Seseorang bisa merantau ke luar
daerah selama 3 hari, 30 hari, 4 bulan, dan seterusnya tergantung kesiapannya
untuk melakukannya. Selain mengajak warga yang mereka kunjungi untuk belajar
dan beribadah, mereka juga rutin melakukan mudzakaroh atau pengajian rutin
secara berkala ketika khuruj tersebut.
Masyarakat awam mengidentifikasi anggota jamaah tabligh melalui
penampilan mereka, dengan sorban, janggut panjang, celana gantung, serta gamis,
ataupun rompi. Kaum wanita pada umumnya jarang yang ambil bagian sehingga
representasi mereka dinilai dari kaum prianya.
Sistem Perekrutan Anggota Baru Jamaah Tabligh Dilakukan oleh
anggota jamaah tabligh yang sedang Khuruj di satu tempat tujuan dengan
perbekalan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan berpusat di Masjid yang
disinggahi. Satu tim ini berjumlah maksimal 14 orang sedangkan jumlah idealnya
12 orang, apabila timnya merupakan sepasang suami istri, maka maksimal 7
pasang, minimal 4 pasang. Masing – masing anggota peranan sendiri diantaranya
ada yang menjadi ketua tim (amir) dan sebagainya. Dalam serangkaian kegiatan
khuruj,mereka menawarkan kepada masyarakat agar ikut rombongan dakwah tanpa
unsur paksaan.Apabila ada seseorang yang ingin bergabung,mereka menunjukkan
markas kegiatan di Kabupaten atau di Kecamatan, tanpa mendapat kartu anggota
dan sejumlah persyaratan lainnya.Selanjutnya diharapkan mengikuti kumpulan setiap
malam jumat guna membahas masalah-masalah dakwah untuk bisa melakukan khuruj
sesuai dengan kemampuan waktu dan biaya yang dimiliki,biasanya 3 hari untuk
khuruj di wilayah lokal saja sedangkan 40 hari atau 4 bulan untuk khuruj di
Luar daerah.
Aktifitas dakwah jama’ah Tabligh diantaranya Ijtima (kumpulan)
setahun sekali.Bagi yang mampu diharapkan khuruj ke poros markas pusat
(India-Pakistan-Bangladesh), kegiatan di markas kecil adalah musyawarah
mingguan dan sebulan sekali khuruj selama tiga hari biasanya dipimpin oleh
seorang Amir. Setelah berdakwah kemudian laporan kemarkas kecil selanjutnya
kemarkas regional dan diteruskan kemarkas besar atau nasional dan terakhir
dilaporkan kemarkas internasional.
C.
Profil
Susunan pengurus yayasan wakaf masjid Jami’ Pekojan Semarang.
Pembina :1. H.Uzair
Choiril
2. H.Salim Husein Baharudin
3. Ahmad Haedar
Pengawas :1. H.Oesman
Arofah
2. H.Ahmad Husein Baharudin
Ketua : Ir.H.Ali
Baharudin
Wakil ketua : Dinu Rahman
,Amd.RO
Sekretaris :1. Zaen Abu
Bakar Assegaf
2. Muhammad Husni
Bendahara :1. Muhammad
Ali Baharudin,Sag
2. Yunan Fahlefi
Seksi Da’wah dan PHBI
1.
Muhammad
Husni
2.
Ali
Haidar Baharudin
3.
H.Syarif
Baharudin
Seksi Pembangunan
1.
Yunan
Fahlefi
2.
Lukman
Hakim Baharun,SE
Seksi kebersihan, keindahan, dan keamanan
1.
Ahmad
Bin Ali
2.
Ahmad
Heldi
Seksi social dan kemasyaraakatan
1.
Dino
Rahman,Amd.RO
2.
Ali
Zainal Abidin Baharudin
Seksi wakaf
1.
H.Oesman
Arofah
2.
Arofah
Seksi perlengkapan dan inventaris
1.Ahmad
Thohir
2.
Yunani Fahlefi
Nama masjid :
Masjid Jami’ Pekojan
Alamat :
JL.Petolongan No.1 kota Semarang
D.
Sejarah awal berdirinya dan perkembangan Masjid Pekojan.
Masjid Jami’ Pekojan berdiri di atas tanah seluas
3.515 M2, dengan luas bangunan asli seluas 16 M2. Masjid ini didirikan di atas tanah
wakaf dari Khalifah Natar Sab asal Gujarat, wilayah India. Tidak diketahui
kapan pertama kali bangunan ini berdiri. Sebelum menjadi bangunan masjid
seperti saat ini, bangunan aslinya adalah mushola kecil dan pemakaman umum
untuk warga sekitar yang mewakafkan tanah untuk tempat ibadah.
Di tangan
kepengurusan Akuan (seorang keturunan Gujarat), masjid ini mengalami kemajuan.
Pada tahun 1305 H oleh keluarga Akuan masjid ini dipugar diganti dengan
bangunan yang lebih kokoh dengan lantai marmer dan sebagian dinding dilapisi
keramik yang konon didatangkan dari Cina. Pada perkembangannya di daerah
tersebut makin lama makan ramai. Sampai saat ini masih dapat dilihat beberapa
makam di sekitar masjid yang nisannya mempunyai nama maupun tanpa nama. Ada
satu makam yang di waktu tertentu banyak dikunjungi oleh para peziarah, yaitu
makam Syarifah Fatimah binti Sayed Husain bin Ahmad al Idrus. Dia adalah
penyebar agama Islam atau pendakwah putri yang wafat pada 5 Jumadil Akhir 1290
H. Selain sebagai penyebar agama, Syarifah Fatimah juga sangat dikenal sebagai
penyembuh. Sayangnya beliau wafat dalam usia yang masih muda.
Di samping makam Syarifah Fatimah terdapat pohon Bidara, yang konon berasal dari negeri Gujarat. Pohon ini tergolong unik, karena diyakini hanya ada di lingkungan masjid alias idak ditemukan di daerah lain. Pohon ini dapat tumbuh dengan sendirinya tanpa harus disemai. Karena jika disemai pohon ini dapat tumbuh lalu tidak lama kemudian mati dengan sendirinya. Pohon ini juga memiliki manfaat yang sangat banyak. Buahnya yang rasanya sedikit asam dan manis diyakini dapat mengobati sakit perut. Daunnya bisa digunakan untuk memandikan/melemaskan mayat yang kaku,selain untuk menghilangkan bau tak sedap dari mayat.
Di samping makam Syarifah Fatimah terdapat pohon Bidara, yang konon berasal dari negeri Gujarat. Pohon ini tergolong unik, karena diyakini hanya ada di lingkungan masjid alias idak ditemukan di daerah lain. Pohon ini dapat tumbuh dengan sendirinya tanpa harus disemai. Karena jika disemai pohon ini dapat tumbuh lalu tidak lama kemudian mati dengan sendirinya. Pohon ini juga memiliki manfaat yang sangat banyak. Buahnya yang rasanya sedikit asam dan manis diyakini dapat mengobati sakit perut. Daunnya bisa digunakan untuk memandikan/melemaskan mayat yang kaku,selain untuk menghilangkan bau tak sedap dari mayat.
Setiap bulan
Ramadan, masjid ini juga mengadakan kegiatan yang sama dengan masjid yang lain.
Yang spesial adalah menu berbuka puasanya. Sejak dulu sampai sekarang menu yang
disajikan adalah bubur putih dari beras yang dicampur santan kelapa dengan lauk
sambal goreng, buahbuahan dan kurma, dengan minuman kopi susu/susu coklat.
Setiap hari Kamis, menu berbukanya adalah bubur putih dengan lauk gule kambing.
Yang menarik, bubur dibuat dalam dandang besar yang terbuat dari tembaga yang
bentuknya cukup unik, Dimasak mulai sehabis Dhuhur dan selesai setelah Ashar.
E.
Tanggapan masyarakat terhadap berdirinya Masjid pekojan dan jama’ah
tabligh.
Sebagian besar mereka menanggapi positif dengan kegiatan–kegiatan
yang di adakan oleh masjid pekojan itu, juga mereka mengaku senang dengan
pendekatan yang di lakukan oleh jama’ah tabligh yang di anggap sopan dan
melalui pendekatan langsung.
“sangat berpengaruh sekali dengan adanya jamaah tabligh di daerah
sini, karena sekarang masjid ini banyak penghuninya (ramai) selain itu masjid
ini juga menarik para jamaah dengan budaya yang unik” ujar bapak Safi’i salah
satu jamaah majid pekojan.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan
Observasi yang telah saya lakukan di masjid pekojan semarang yang terkenal
dengan sebutan kampung pekojan, karena di dalamnya terdapat pemukiman orang-orang yang berbudaya india, Jama’ah tabligh di sana di sambut dengan tanggapan positif
karena jamaah tabligh melakukan pendekatan secara langsung dan lembut, sehingga
mudah di terima.
Masjid
pekojan juga sering di kunjungi karena keunikan masjid itu sendiri, juga karena
budaya india yang masih kental di daerah pemukiman tersebut.
B.
Saran
Demikian
uraian yang dapat saya sampaikan dalam makalah observasi ini. Tentunya makalah
observasi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat saya harapkan untuk pembelajaran pembuatan makalah selanjutnya.
DOKUMENTASI
Komentar