Aku Ingin Seperti Mbaknya :/
Balancing aja lihatnya
***
Dalam segala hal, kita biasa memandang ke arah depan.
Cita-cita.
Harapan.
Target.
Namun sesekali, kita juga perlu melihat ke bawah.
Untuk bisa lebih mensyukuri, untuk menurunkan rasa iri di hati.
Segala hal yang kita inginkan biasanya diperoleh dari melihat orang seperti ini, lalu kita ingin seperti ini.Orang lain seperti itu, kita juga ingin seperti itu.
Ada banyak sekali hal-hal yang orang lain punya atau lakukan, dan kita tergugah utk mengikuti jejaknya.
Yang berbahaya adalah, apabila keinginan itu lalu berkembang, tidak hanya sekedar ingin mengikuti jejaknya, tapi juga turut menyesali mengapa diri tak seperti dia, menyalahkan Tuhan atas perlakuan berbeda yang diterima, lalu mendoakan dia agar mendapat hal-hal buruk terjadi padanya.
*aku sepertinya nyaris seperti ini kemarin :( Alhamdulillah Allah segera sadarkan.
Na'udzubillahi min dzaalik.
Iri itu boleh, namun terkhusus pada dua hal saja, dan ini diperjelas pula dalam hadits:
"Tidak boleh hasad (ghibtoh) kecuali pada dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu (Al Qur’an dan As Sunnah), ia menunaikan dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Jadi, boleh, untuk iri yang kemudian termotivasi, terinspirasi, terbangun semangat utk mencapai hal2 baik pada diri, bahwa kita juga berpotensi, kita juga bisa berprestasi. Meski berbeda tipe pencapaian, setidaknya, kita juga punya hal-hal spesial yang layak utk diapresiasi.
Karena kita begitu berharga, ya kan? :) dan masing masing dari kita adalah memiliki amanah-amanah sendiri untuk dijalani.
bismillah ya mill, selesaikan segala pemikiran2 itu lalu.. move ke amanah-amanah yang telah dihadapkanNya kepadamu :)
***
Dalam segala hal, kita biasa memandang ke arah depan.
Cita-cita.
Harapan.
Target.
Namun sesekali, kita juga perlu melihat ke bawah.
Untuk bisa lebih mensyukuri, untuk menurunkan rasa iri di hati.
Segala hal yang kita inginkan biasanya diperoleh dari melihat orang seperti ini, lalu kita ingin seperti ini.Orang lain seperti itu, kita juga ingin seperti itu.
Ada banyak sekali hal-hal yang orang lain punya atau lakukan, dan kita tergugah utk mengikuti jejaknya.
Yang berbahaya adalah, apabila keinginan itu lalu berkembang, tidak hanya sekedar ingin mengikuti jejaknya, tapi juga turut menyesali mengapa diri tak seperti dia, menyalahkan Tuhan atas perlakuan berbeda yang diterima, lalu mendoakan dia agar mendapat hal-hal buruk terjadi padanya.
*aku sepertinya nyaris seperti ini kemarin :( Alhamdulillah Allah segera sadarkan.
Na'udzubillahi min dzaalik.
Iri itu boleh, namun terkhusus pada dua hal saja, dan ini diperjelas pula dalam hadits:
"Tidak boleh hasad (ghibtoh) kecuali pada dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu (Al Qur’an dan As Sunnah), ia menunaikan dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Jadi, boleh, untuk iri yang kemudian termotivasi, terinspirasi, terbangun semangat utk mencapai hal2 baik pada diri, bahwa kita juga berpotensi, kita juga bisa berprestasi. Meski berbeda tipe pencapaian, setidaknya, kita juga punya hal-hal spesial yang layak utk diapresiasi.
Karena kita begitu berharga, ya kan? :) dan masing masing dari kita adalah memiliki amanah-amanah sendiri untuk dijalani.
bismillah ya mill, selesaikan segala pemikiran2 itu lalu.. move ke amanah-amanah yang telah dihadapkanNya kepadamu :)
Komentar