MEMANDANG


Semakin lama aku semakin percaya jika yang namanya “berlebihan” bukan jadi hal yang baik.

Coba deh dongak dan memandang langit lama-lama. Walau benar... birunya langit dan putihnya awan itu indah, tapi itu bukan hal yang nyaman untuk dilakukan terus menerus, leher pegel dan mata silau. Masa tiap hari “liat ke atas” terus?

Atau ganti posisi jadi sering menunduk. Memang bisa jadi pelajaran untuk melihat sesuatu yang gak biasa kita lihat “di bawah sana”. Tapi, masa nunduk terus tiap hari? Nabrak dong?

Sama halnya kalau terus memandang “ke depan”. Bukan berarti terus melangkah maju itu salah. Tapi sesekali menengok “ke belakang” buat ambil pelajaran juga gak salah.

Toh, pengalaman ada buat diambil hikmahnya.

Dan ternyata kepala manusia yang bisa berputar sampai 90 derajat kayaknya memang tidak diciptakan untuk memandang satu titik lama-lama.

Kayak hidup yang baiknya tidak melihat satu arah aja.

Sesekali melihat “ke atas” untuk bakar semangat, sesekali melihat “ke bawah” untuk pengingat berbagi, sesekali melihat “ke belakang” untuk belajar dan melihat “ke depan” untuk terus maju dan berjuang,


juga gak salah, kan?


atau juga memandang orang dengan berlebihan

Tidak perlu memandang seseorang terlalu mendalam. Sebab, mungkin yang akan ditemui adalah kekecewaan. Ada hal-hal yang sudah dibuka tabirnya, tapi ada juga yang masih Dia rahasiakan.

Tidak perlu menghakimi keputusan seseorang terlalu jauh. Sebab, kita tidak pernah tahu dengan utuh, seberapa rumit kehidupannya. Yang menjadi pilihannya sudah tentu ada campur tanganNya, kita hanya perlu turut menjaga, menguatkan dan mendoakannya.


Selamat berupaya menjadi manusia yang menyenangkan.

Komentar

Postingan Populer