~

___
***
Kata orang, sebuah keresahan bermuara pada sebuah kalimat sederhana.
Sederhana namun berarti, katanya.

Tapi ini bukan kalimat sederhana, dan mungkin tidak berarti.
Yah, aku sedang resah, dan kamu yang membaca akan jadi pelabuhan.

Aku menulis ini di rentan waktu menunggu 2 orang kawan. Menatap keramaian dibatasi lensa kaca transparan dengan hiasan uap nafas yang dihasilkan muluk karena terbungkam masker.
Banyak orang. Melakukan hal yang mereka ingin lakukan. Ketika menatap, aku teringat.

Aku melihat seseorang berjalan cepat. Laki-laki. Di serambi entah kemana. Mungkin kamu bisa bilang ini sebuah kebetulan. Tapi ini sudah berapa kali aku melihatnya.
Padahal bukan di waktu yang sama.
Padahal bukan di tempat yang sama.
Tapi aku ingat mukanya.
Yah, bukan kita yang berencana. Karena akupun tidak berencana ingin bertemu dia.

Itu sama seperti, sekuat apapun kamu bertahan.
Sebesar apapun kamu menginginkan.
Sekeras apapun kamu mengaduh.
Sesakit apapun kamu menangis.
Sesenang apapun kamu menyambut.
Apabila rencananya bukan itu, jadinya pasti akan ini.
Sekali lagi, bukan kita yang berencana.

Kata orang, rencana Allah itu indah.
Memang, pasti.
Hal seperti ini sejatinya terulang-ulang.
Mungkin pahit yang dirasakan sekarang, akan jadi manis nantinya.
Tapi, menjadi manis secepat itu tidaklah mudah.
Butuh kekuatan sebesar-besarnya untuk menerima, bahwa rencana kita tidak sama.

Kata orang, rencana Allah itu indah.
Semoga rencana Allah akan indah.
Semoga rencana Allah untuk membuat kamu membaca ini juga indah.
Indah karena akan jadi suatu kekuatan menuju perubahan.



hehehe heheh~ mbuh :(
-Ditulis di kawasan masjid Baiturahman, tepatnya di tempat duduk parkiran TK ABA pukul 5.

Komentar

Postingan Populer