2/3 menanyakan proses menunggu pada Tuhan adalah keharusan.

DUA PER TIGA

Dua dari tiga pertanyaan itu terjawab dengan teramat baik, membuat hatiku lebih ringan dan merasa lebih siap untuk melanjutkan langkah tanpa perlu lagi berbalik. Memang benar, hikmah yang Tuhan hadirkan tak melulu dari buku-buku tebal yang berlarik-larik. Seringkali sederhana, seperti halnya aku belajar dari nasihat seorang adik.

Mbak, apakah pesawat yang tidak memiliki kualifikasi untuk terbang masih pantas ditunggu?

Katanya: semua dari bagian hidup ini adalah menunggu. Menunggu lulus, menunggu wisuda, menunggu pesawat, menunggu sore, menunggu menikah bahkan menunggu mati.

Semua orang pernah menunggu bahkan.
Mungkin yang membedakan adalah versi ketika menunggu.
Ada yang menunggu bus/pesawat sambil mengeluh, ada yang bersyukur.
Ada yang menunggu sore dengan menyelesaikan pagi sebelum berakhir, ada yang melalui pagi begitu saja. Sialnya menunggu manusia itu bukan seperti menunggu mati, atau kereta, atau pesawat yang sudah ada jadwalnya.

Menunggu manusia adalah menerka. Dan sialnya lagi kita tidak pernah tahu, apakah manusia yang kita tunggu itu yang dicatatkan dengan kita atau tidak. Maka menanyakan proses menunggu pada Tuhan adalah keharusan.

Begitu katanya.

Komentar

Postingan Populer