manusia setengah dewa ku
Pagi,
selalu menggiringku untuk mengingat satu tubuh dengan wangi manusia yang mulai
merenta. Yang selalu terbangun jauh sebelum Shubuh dan adzan mendayu-dayu,
membangunkan manusia-manusia fajar dari pulasnya tidur.
Yang selalu
memanfaatkan kesempatan sebelum ia sibuk dengan duniawinya untuk berduaan saja
dengan Tuhannya di sepertiga malam.
Beberapa
kali pula aku temukan ia dengan sesenggukan dan suara tangis. Entah apa yang ia
rasakan, bersyukur kah, atau sedang terluka kah?
Atau kah mungkin keduanya?
Hai,
ayah..
Pasti
malam tadi kau begitu terjaga bersamaNya...
Semoga
do'a-do'a kita saling bertemu di langit.
*rindu Ayah
Komentar